Jumat, 05 September 2008

Balap liar Sudah Dimana-mana

Deru mesin motor setiap Sabtu malam sudah menjadi langganan dibeberapa ruas jalan ibukota. Bisingnya membuat pening kepala warga yang hendak beristirahat. Biasanya motor-motor dengan suara knalpot kencang ini sudah beraksi sejak pukul 20.00 WIB. Jalan raya yang mulai lengang dijadikan ajang nge-track. Sekitar dua puluhan orang yang kebanyakan remaja sudah menguasai jalan.

Nah, berisiknya bunyi knalpot ini bisa membuat sakit telinga. Belum lagi kendaraan yang melintas di jalanan yang dijadikan ajang balapan harus mengalah, menunggu satu balapan selesai. Hal ini bukan hanya terjadi di Jl Minangkabau. Di Jl Panjang, Jakarta Barat, sudah menjadi langganan setiap malam Minggu. Pengendara yang menuju Permata Hijau, bahkan arah sebaliknya, kerap dibuat kesal dengan kemacetan yang diakibatkan balapan motor liar tersebut.

Biasanya, balapan liar itu akan bubar jika sirene mobil polisi datang. Jika sudah begitu, masing-masing pembalap liar menyelamatkan motornya, dan melarikannya ke gang-gang kecil yang sulit dimasuki mobil polisi.

Fenomena balap liar ini sebenarnya bukan hal yang asing lagi untuk masyarakat. Malahan bagi masyarakat golongan bawah merupakan hiburan tersendiri. Sebagian besar pelaku balap liar ini justru bukannya golongan menengah tapi golongan bawah. Remaja yang berasal dari keluarga golongan bawah/keluarga miskin ini adalah aktor dari acara balap liar jalanan. Mulai dari motor curian sampe membawa lari motor orangtuanya yang masih kredit, juga sah-sah aja buat mereka, yang penting mendapat tepuk tangan dari teman-teman atau geng mereka. Sayangnya polisi terkesan tutup mata dengan kejadian ini atau bisa jadi sudah bosan juga.
Bayangkan Anda berada di dalam sebuah mobil yang berlari diatas 100km/jam hanya dengan jarak 200 meter, dan bukan di sebuah sirkuit, tentunya adrenalin Anda akan terpompa sangat kencang. Kegiatan seperti itu pastinya sangat sering Anda temukan pada waktu week end di jalan Asia Afrika tepatnya di depan Plaza Senayan. Mulai dari depan Universitas DR Moestopo antrian panjang sudah siap menyambuat Anda, antrian tersebut biasanya dilakukan oleh mobil-mobil yang ingin melakukan balap liar tersebut. Mobil yang telah dimodifikasi sehingga menyerupai mobil balap ditambah dengan raungan knalpot yang memekakkan telinga merupakan pemandangan biasa yang akan Anda temukan jika Anda melewati daerah tersebut.

Sebelum pindah ke jalan Asia Afrika, kegiatan ini sempat menggunakan jalan raya di daerah Menteng dan jalan Sudirman (mulai dari Ratu Plaza hingga ke Bundaran HI), serta jalan Gerbang Pemuda Senayan. Bagi para pembalap liar, nampaknya ketiga tempat tersebut tidak memiliki tantangan sehingga mereka memutuskan untuk pindah ke jalan Asia Afrika.
Balap liar seperti ini mulai naik ketika zaman drag race juga sedang di atas angin, beberapa pembalap liar yang tidak dapat berkompetisi di sirkuit akhirnya memuaskan nafsunya di jalanan. Regulasi yang terdapat di sini jauh berbeda jika dibandingkan dengan regulasi yang ada di sirkuit, bisa dipastikan kelas yang dipertandingkan di sini ialah Free For All. Bisa jadi mobil dengan kepasitas mesin 1000 cc bertemu dengan mobil yang bermesin 2000 cc, dan itu juga belum tentu dimenangkan oleh mobil yang memiliki kapasitas mesin 2000 cc tersebut.

Untuk keselamatannya sendiri, balap liar ini jelas tidak memiliki jaminan, selain berbahaya bagi sang pengendara, balapan liar ini juga membahayakan pengguna jalan yang lainnya. Jalan yang pada biasanya terdiri dari tiga sampai empat jalur, pada balapan liar ini hanya mempunyai dua jalur saja, dua jalur yang lainnya biasanya digunakan oleh penonton yang ingin menyaksikan balap liar ini. Tidak ada pembatas antara para penonton dengan mobil-mobil yang berkompetisi tersebut pada balapan yang satu ini, jadi tidak sedikit kecelakaan yang menimpa para penonton tersebut. Walaupun sudah banyak memakan korban namun tetap saja kegiatan yang satu ini tidak pernah kehilangan peminatnya. Sebenarnya banyak yang mengambil untung dari kegiatan yang satu ini, beberapa pedagang yang berjualan di sekitar daerah tersebut juga menjadikan lahan tersebut sebagai lahan yang sangat basah. Selain pedagang, beberapa bengkel juga menjadikan lahan ini sebagai sarana promosi, jika mobil andalan dari bengkel mereka tersebut menang, maka akan banyak pelanggan yang berdatangan ke bengkel tersebut. Nama seperti Firna Racing Pro Technik, BMS, Surya Mobilindo dan Polomas sempat menjadi bengkel andalan bagi para pembalap liar tersebut. Pada era tahun 2000 awal, balap liar ini juga sempat diadakan di dalam jalan tol lingkar jakarta, mobil yang digunakan untuk balapan di sini pada umumnya adalah mobil dengan kapasitas mesin yang sangat besar. Kapasitas mesin yang besar tersebut masih dimodifikasi lagi agar dapat berlari lebih kencang lagi, untuk balapan yang satu ini biasanya mereka juga melakukan taruhan dalam jumlah yang tidak sedikit. Bahkan tidak menutup kemungkinan pemenang akan mengambil mobil yang kalah. Pihak berwajib sendiri nampaknya sudah kewalahan menanggapi masalah yang satu ini, sering kali mereka melakukan pemblokiran jalan, namun nampaknya para pembalap jalanan tersebut rela menunggu berjam-jam untuk dapat menikmati kegiatan yang sangat ekstrim ini.

Tidak ada komentar: